Salah satu yang dicari saat bepergian adalah suvenir khas tempat yang dikunjungi. Ketika kami pergi ke Hanoi-Vietnam, kami tak melewatkan untuk mampir ke pasar suvenir dong xuan. Pasar ini sebesar pasar Beringharjo di Malioboro Jogja. Ada dua lantai. Lantai pertama untuk segala macam cinderamata khas dan unik dan di lantai untuk untuk tekstil. Pasar cinderamata ini cukup apik dan bersih. Walaupun jarak antar deretan kios itu tidak lebar namun karena pengunjungnya tidak sepadat di Malioboro atau di pasar Beringharjo jadi pergerakan kami agak leluasa. Pasar suvenir ini tidak berfasilitas pendingin karena Hanoi termasuk katagori 4 musim dan sekarang lagi winter yang udaranya dingin sekitar 18 derajat C.
Begitu masuk pasar Dong Xuan ini, mata langsung nanar dan segala macam ingin segera dibeli. Selain design-nya unik kualitasnya-pun bagus. Para penjual souvinir yang semuanya terdiri kaum hawa, melayani kami dengan sangat ramah sambil tersenyum yang sekali-sekali berguyon walaupun hanya dengan bahasa isyarat atau menggunakan kalkulator mereka. Harganya juga tidak mahal, tsirt hanya 50 rb Dong (VND) atau Rp 25rb, tas dengan bordiran 3 gadis vietnam dengan kebaya ao dai nya hanya 70 rb Dong atau Rp 35 rb, kebaya ao dai nya sendiri seharga 200 rb Dong. Kalau anda pandai menawar tentu akan mendapatkan harga yang lumayan miring. Kami berbelanja suvenir disini terasa nyaman, aman, dan menyenangkan. Tidak heran kalau jumlah turis bule yang lalu lalang di Hanoi secara kasat mata terlihat lebih banyak daripada yang mengunjungi Jogja. Memang kalau untuk biaya makan di Hanoi lebih mahal. Seporsi nasi goreng seafood di jakarta Rp 15 rb disini sekitar 50 ribu Dong atau 3 kali lipatnya. Tapi untuk yang lain, contohnya untuk harga cinderamata, disini harganya mirip di Jogja. Dengan uang 1 juta Dong atau Rp 500 rb, saya sudah mendapatkan cinderamata seabreg, sampai menjadi bahan ledekan sesama kawan karena oleh-olehnya banyak sekali.
Begitu masuk pasar Dong Xuan ini, mata langsung nanar dan segala macam ingin segera dibeli. Selain design-nya unik kualitasnya-pun bagus. Para penjual souvinir yang semuanya terdiri kaum hawa, melayani kami dengan sangat ramah sambil tersenyum yang sekali-sekali berguyon walaupun hanya dengan bahasa isyarat atau menggunakan kalkulator mereka. Harganya juga tidak mahal, tsirt hanya 50 rb Dong (VND) atau Rp 25rb, tas dengan bordiran 3 gadis vietnam dengan kebaya ao dai nya hanya 70 rb Dong atau Rp 35 rb, kebaya ao dai nya sendiri seharga 200 rb Dong. Kalau anda pandai menawar tentu akan mendapatkan harga yang lumayan miring. Kami berbelanja suvenir disini terasa nyaman, aman, dan menyenangkan. Tidak heran kalau jumlah turis bule yang lalu lalang di Hanoi secara kasat mata terlihat lebih banyak daripada yang mengunjungi Jogja. Memang kalau untuk biaya makan di Hanoi lebih mahal. Seporsi nasi goreng seafood di jakarta Rp 15 rb disini sekitar 50 ribu Dong atau 3 kali lipatnya. Tapi untuk yang lain, contohnya untuk harga cinderamata, disini harganya mirip di Jogja. Dengan uang 1 juta Dong atau Rp 500 rb, saya sudah mendapatkan cinderamata seabreg, sampai menjadi bahan ledekan sesama kawan karena oleh-olehnya banyak sekali.
0 komentar: