Letaknya hanya 15 km-an dari Bandara El Tari di Kupang NTT atau hanya sekitar 30 menit waktu tempuh dengan kendaraan pribadi. Bagi warga lokal, pantai Lasiana adalah tujuan favorit wisata pantainya, karena kemudahan akses dan keasriannya. Apalagi saat sore hari tiba.
Pantai Lasiana membentang sepanjang 5 km, terbentang pasir putih selebar 5 sampai 20 meter di pantai yang berbentuk landai. Sesekali ada sedikit hamparan karang mati dan bebatuan sebesar kepalan tangan. Penduduk setempat membagi dua bentang pantai ini, yaitu pantai Lasiana dan pantai Oesapa. Pantai Lasiana berada dalam enclave sempit sekitar 3 ha saja. Sedangkan, pantai Oesapa lebih terbuka dengan adanya jalan lebar yang berada persis di pinggir pantainya. Satu sisi lain dari jalan aspal ini dipenuhi tegakan pohon enau, yang orang setempat menyebutnya pohon sabuak yang buahnya biasa dijadikan minuman seperti kelapa dengan nama buah siwalan.
Kitapun dapat menyaksikan ketika penduduk sedang air pohon enau dari ujung tunas bunganya yang dipotong, yang tetesan airnya akan ditampung dalam jerigen. Air ini adalah tuak, minuman khas berkadar alkohol tinggi yang dapat memabukan bagi yang meminumnya. Air tuak ini kalau digodog atau diolah kembali akan menjadi minuman keras yang kadar alkoholnya lebih tinggi lagi dengan nama ‘sofi’. Sofi yang lebih mahal dari tuak, sangat populer di beberapa masyarakat.
Ketika sore hari tiba, pengunjung pantai Lasiana mulai berdatangan. Mereka kebanyakan adalah remaja yang mau main sepak bola atau hanya bercengkerama bersama teman-temannya. Para remaja membuat kelompok sendiri-sendiri untuk bermain sepakbola di atas hamparan pasir putihnya. Saya hitung setidaknya ada 6 kelompok remaja yang sedang main sepakbola. Namun, tidak ada satu-pun turis luar kota apalagi asing yang datang ke pantai ini. Di seberang sana, matahari mulai condong ke barat dan warna keemasan mulai melukis langit di atas laut Teluk Kupang. Warna emas kemerahan di ujung langit sana semakin meredup seiring malam menjelang yang dibarengi bentuk matahari bulat tertelan bumi. Keindahan matahari tenggelam di pantai ini, melebihi keindahan sunset di Uluwatu Bali, seperti yang saya saksikan beberapa minggu lalu. Namun, banyak perbedaan suasana sunset antara di Lasiana dengan di Uluwatu. Disini seolah tidak ada yang peduli dengan keindahan sunset tersebut. Mungkin bagi orang setempat, fenomena alam itu sudah sangat biasa. Yang sedang bermain bola, mereka tidak sedikit-pun menolehnya, yang sedang bercengkerama, tidak peduli dengan keindahan alam itu. Berbeda dengan di Uluwatu, Tanah Lot, yang memang fenomena sunset itu untuk ‘dijual’ kepada turis. Sayang sekali. Mungkin perlu promosi yang lebih kuat, bahwa ada keindahan yang luar biasa pada sore hari di pantai Lasiana.
Masuk pantai ini hanya Rp 1000/orang, itu-pun bagi yang mau membayarnya. It’s peny. Pantas saja, kalau di pantai ini terutama di pinggir pasir putih di Oesapa, banyak bertebaran sampah laut maupun sampah domestik. Karena dengan pendapatan yang kecil, pihak pengelola, tidak akan sanggup menggaji petugas kebersihan yang diperlukannya. Tapi kan sayang, kalau pantai seindah ini harus dibiarkan tidak terkelola.
|
Jalan masuk ke Pantai Lasiana yang asri |
|
|
Pantai Lasiana |
|
Warga sedang bermain-main di pantai Lasiana |
|
Lasiana |
|
Deretan pohon enau di bagian pantai Oesapa |
|
Pantai Oesapa bagian dari Lasiana |
|
Pantai Oesapa |
|
Fasilitas wisata di Oesapa |
|
Perahu nelayan di Oesapa |
|
Bercengkerama di Lasiana |
|
Suasana ketika sore hari tiba |
|
Sunset di pantai Lasiana |
Read More --►