Ketika ada tujuan kunjungan ke Manila Filipina, sponsor memberi tiket Philippine Airlines dan transit di bandara Changi Singapore. Pesawat yang digunakan Philippines Airlines adalah jenis Airbus A320-200, berbeda dengan kebanyakan pesawat maskapai penerbangan di Indonesia yang mayoritas menggunakan pabrikan Boeing. Interior Airbus terkesan lebih lapang karena pemilihan warna yang cerah yaitu perbaduan antara biru dengan putih, walaupun sebenarnya ukuran lebar tempat duduk termasuk kesempitan. Perangkat screen video-nya bukan yang personal yang umum di pesawat Boeing menempel di belakang headrest tetapi di Airbus in, screen videonya menempel di plafon dimana program tayangan diatur secara terpusat.
Penerbangan rote pertama dari Jakarta ke Singapore ditempuh selama 1 jam 20 menit dan kami hanya diberi satu potong roti kecil dengan air mineral dan orange jus dalam cup kecil. Pada penerbangan kali ini, tempat duduk hanya terisi seperlima-nya. Masih banyak tempat duduk yang kosong. Karena di kursi sejajar saya ada teman lain, saya ingin pindah ke banyak kursi yang masih kosong. Kebetulan persis di belakang saya adalah kursi emergency yang cukup lebar dibanding kursi asal kami dan kosong. Ketika sudah duduk di kursi emergency itu, saya dihampiri salah satu pramugari dan pramugari memberi tahu: ‘kalau anda mau duduk di kursi emergency ini, anda harus nambah sebesar 20$US untuk penerbangan Jakarta-Singapore’. Wah, saya agak malu sedikit dan engga jadi dech pindah tempat duduknya. Kemahalan untuk penerbangan dengan minim fasilitas ini.
Pesawai Philippine Airline di Bandara Ninoy Aquino di Manila |
Terkesan lapang |
Padahal ukuran lebar kursinya sempit juga |
Pramugari Philippine sedang bertugas |
Penerbangan internasional tetapi hanya satu potong roti yang didapat |
0 komentar: