Sudah lama saya berkeinginan untuk bernostalgia menikmati suasana siang atau sore hari dengan ditemani hujan dengan suasana alam yang segar dan sunyi seperti halnya ketika kecil tinggal di kampung halaman. Bagaimana tidak? Kini hidup di kota dengan keseharian yang penuh ke hingar bingaran dan kesibukan. Suasana tenang dan tentram adalah sesuatu barang yang mahal dan susah didapatkan. Beruntung suatu hari, kami ada kesempatan untuk menginap di rumah tua peninggalan Belanda di Kota Bogor yang suasana lingkungannya seperti suasana nostalgia waktu di kampung dulu. Rumah tua yang dimaksud jangan dikonotasikan ke hal yang seram-seram, tapi rumah tua peninggalan jaman Belanda ini sudah dikelola secara profesional.
Siang menjelang sore dimana hujan turun dengan derasnya, kami duduk di teras rumah tua ini sambil ditemani secangkir teh manis panas. Di jalan depan rumah terasa sunyi hanya sesekali saja ada kendaraan lewat, kemudian di kanan kiri rumah tempat kami menginap-pun tak ada suara keramaian, malah suara kokok ayam yang sering terdengar. Suasananya benar-benar membuat jiwa ini sumringah. Nikmat sekali.
Rumah-rumah tua yang disewakan ini adalah peninggalan jaman Belanda sebagai tempat tinggal bagi para petinggi perusahaan perkebunan Belanda. Dibangun pada tahun 1800-an dengan gaya art deco yang tersebar berada di Jalan Sanggabuana, Jalan Ciremai, dan di jalan lainnya. Sebenarnya untuk ukuran kota Bogor, bangunan-bangunan rumah ini dapat dijadikan sebagai bangunan cagar budaya. Sebelum tergerus oleh kepentingan ekonomi. Karena kini sudah banyak bangunan-bangunan rumah art deco seperti ini yang berubah fungsi menjadi cafe, restorant, salon kecantikan, dan hotel dengan membongkar habis bangunan aslinya.
Untuk menginap di rumah Belanda ini dikenakan tarif Rp 650 ribu/kamar/malam. Saya kira sebanding dengan perasaan nostalgia dan senang yang didapat. Yuk ke Bogor
0 komentar: