Deswita Alifia Damayanti

Perempuan, 8 tahun

Kudus, Indonesia

SELAMAT DATANG DI BLOG PERJALANANKU, MY LIFE MY BLOG adalah blog yang menceritakan semua yang saya suka, Inspirasi, dan Motivasi.Selamat bergabung di blog saya, semoga bisa jadi motivasi dan inspirasi bagi anda yang membacanya Semoga Bermanfaat.

Visit My Blog :
=>meditasi09.blogspot.com
=>deswitaku.blogspot.com
=>sangsurya09.blogspot.com
=>deswita16@gmail.com
::
Start
Deswita Alifia D™ Vivi
Shutdown

Navbar bawah

Search This Blog

Rabu, 28 November 2012

Kerang Bakar di Kota Hanoi

Di Hanoi, ibu kota Vietnam, seafood kurang populer dibandingkan dengan makanan dari daging ayam, sapi, dan pork, itu terjadi karena letak Hanoi sekitar 150 km dari laut. Tentu makanan yang paling populer di Hanoi seperti halnya di daerah lainnya di Vietnam adalah pho (mie kuah). Mendapatkan pho sangat mudah, baik pada waktu sarapan di hotel kelas apapun, kedai di pinggir jalan atau di restoran besar sekalipun.
Ketika ksmi jalan-jalan di sore hari di sekitaran jalan Ngoc Khanh di distrik Ba Dist-Hanoi, kami tertarik dengan adanya warung-warung yang khusus menjual bakar kerang. Dan terlihat cukup banyak pembelinya. Kami rasa tidak ada salahnya untuk mencobanya, apalagi seafood itu makanan universal, siapapun dapat menyantapnya, berbeda dengan pork. Kerang yang disediakan banyak jenisnya. Ada kerang sempiring, dara, bulu, tanduk, gonggong, dan dari siput air tawar-pun ada seperti; bekicot kecil, tutut, dan siput sawah. Satu sajian yang diluar jenis kerang-kerangan adalah telur puyuh bakar. Namun telur puyuh ini adalah yang sudah menjadi janin di dalamnya. Sama dengan telor bebek di pilifina yang disebut balut.
Kami pesan hanya: kerang tanduk atau bahasa ilmiahnya murex sp (nama sajiannya: Oc gai nuang), kerang dara (sohuyet), dan telur puyuh (trung cut lon xot me). Kemudian pesanan kami dipanggang atau dibakar. Setelah itu disajikan apa adanya, hanya sambal sausnya yang ada 3 macam. Sambal cabe yang tentu pedas, sambal asem yang banyak jeruk limaunya, serta sambal tomat biasa. Tadinya kami belum tahu kalau telur puyuh bakar atau trung cut lon xot me itu didalamnya sudah terbentuk janin, ketika dibuka ternyata sudah lain bentuk dalamnya maka kami urung menyantapnya. Kami tidak tega! Kalau kerang dara atau sohuyet dan kerang tanduk atau oc gai nuang, itu habis kami santap. Rasa daging kerang tanduk agak kenyal-kenyal, persis seperti rasa daging kerang gonggong yang banyak didapat di kota Batam dan sekitarnya.
Memang terasa sangat pas, makan camilan yang pedes-pedes seperti ini di cuaca winter kota Hanoi yang suhunya 15 derajat C. Lebih hangat lagi ketika bon tagihannya keluar. Untuk 3 porsi makanan tadi ditambah 3 gelas jus, kami ditagih 312 ribu VND/Dong atau setara Rp 156 rb. Satu US$ = 21 rb VND. VND atau dong adalah mata uang negara Vietnam. Memang menurut Pak Marbun yang bertugas sebagai economic affair di Kedubes RI di Vietnam: harga makanan di Hanoi adalah 3 kali lipat dengan harga makanan di Jakarta. Wah, kalau begitu, kita hidup di Indonesia lebih beruntung dong karena serba murah walaupun kasihan sama pemerintah kita yang keteteran untuk membayar subsidinya.
Kedai Kerang Bakar di Hanoi
Kerang Tanduk atau oc gai nuang seharga 70 rb VND/porsi
Telur burung puyuh yang sudah berjanin trung cut lon xot me 
Menikmati camilan adalah gaya hidup masyarakat Vietnam

0 komentar:

Energy Saving Mode
Gunakan Mouse untuk Keluar Mode Energy Saving