Deswita Alifia Damayanti

Perempuan, 8 tahun

Kudus, Indonesia

SELAMAT DATANG DI BLOG PERJALANANKU, MY LIFE MY BLOG adalah blog yang menceritakan semua yang saya suka, Inspirasi, dan Motivasi.Selamat bergabung di blog saya, semoga bisa jadi motivasi dan inspirasi bagi anda yang membacanya Semoga Bermanfaat.

Visit My Blog :
=>meditasi09.blogspot.com
=>deswitaku.blogspot.com
=>sangsurya09.blogspot.com
=>deswita16@gmail.com
::
Start
Deswita Alifia D™ Vivi
Shutdown

Navbar bawah

Search This Blog

Rabu, 02 Januari 2013

Aliran Gerakan Konservasi Lingkungan

Ton Dietz ahli filsafat geografi politik lingkungan dalam bukunya yang berjudul ‘Entitlements to natural resources: Countours of Political Environmental Geography’ tahun 1996, membagi secara sederhana gerakan lingkungan menjadi;

1.    Eco fascism atau faham fasis konservasi lingkungan dimana gerakan ini berpandangan bahwa kelestarian lingkungan adalah untuk lingkungannya itu sendiri. Dengan resiko apa-pun.  Dengan kata lain bagi penganut faham ini, lingkungan atau sumberdaya alam kalau perlu harus ‘dimurnikan’ dari masyarakat yang telah turun temurun mendiami kawasan tersebut demi menjaga kelestarian lingkungan/sumberdaya alam itu sendiri. Konservasi lingkungan di atas kehidupan manusia,
2.    Eco developmentalism atau pembangunan lingkungan dengan semboyannya yang sangat dikenal yaitu pembangunan berkelanjutan/sustainable development. Gerakan konservasi lingkungan ini sebenarnya berupaya lingkungan itu perlu dilestarikan, karena hanya melalui konservasi/pelestarian lingkungan tersebut yang akan dapat menjamin pasokan bahan baku industrinya. Alasan lingkungan hanyalah salah satu piranti dan bersifat intrumental terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kapitalis itu sendiri, dan
3.    Eco populism atau lingkungan kerakyatan adalah gerakan konservasi lingkungan yang sangat berpihak kepada kepentingan rakyat banyak: konservasi lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat. Semboyan mereka yang paling  terkenal misalnya ‘hutan untuk rakyat’ dan lainnya.  Kelompok ini memikirkan secara kritis, siapa yang paling ber-hak atas lingkungan atau sumberdaya alam yang ada di suatu kawasan?
Bagaimana dengan di Indonesia? Tentu gerakan konservasi lingkungan yang ada di negara ini harus mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi, budaya, politik, dan potensi sumberdaya alam yang dimilikinya. Tidak hanya memikirkan lingkungan demi lingkungannya itu sendiri, atau sebagai intrument bagi kelangsungan pertumbuhan ekonomi dan produksinya, dan atau-pun lingkungan semata untuk rakyat. Di Indonesia harus dikombinasikan dari satu-dua bahkan ke tiga item gerakan konservasi lingkungan tersebut.


0 komentar:

Energy Saving Mode
Gunakan Mouse untuk Keluar Mode Energy Saving