Deswita Alifia Damayanti

Perempuan, 8 tahun

Kudus, Indonesia

SELAMAT DATANG DI BLOG PERJALANANKU, MY LIFE MY BLOG adalah blog yang menceritakan semua yang saya suka, Inspirasi, dan Motivasi.Selamat bergabung di blog saya, semoga bisa jadi motivasi dan inspirasi bagi anda yang membacanya Semoga Bermanfaat.

Visit My Blog :
=>meditasi09.blogspot.com
=>deswitaku.blogspot.com
=>sangsurya09.blogspot.com
=>deswita16@gmail.com
::
Start
Deswita Alifia D™ Vivi
Shutdown

Navbar bawah

Search This Blog

Senin, 02 Desember 2013

Hidup Tenang di Kota Cairns Kota Iklim Tropis di Bagian Timur Australia

Kota Cairns yang termasuk negara bagian Queensland-Autralia adalah kota kecil yang persis berada satu garis di bawah Papua New Guina (PNG), sehingga tidak begitu salah kalau kota ini dipromosikan sebagai ‘tropical north queensland’. Matahari-pun hampir sama dengan di Indonesia yang bersinar 12 jam (pada bulan Desember ini) dengan suhu sejuknyasekitar 22 derajat Celcius dan kadang turun hujan di pagi atau sore hari. Namun demikian, kelembabannya tidak setinggi dengan di negara kita.

Kota yang dibangun tahun 1876 sebagai kota penunjang kegiatan pertambangan emas yang ada di sekitar wilayah ini. Nama Cairns diambil dari nama Gubernur Negara Bagian pada waktu itu, yaitu: Sir William Cairns. Sebelumnya di sekitar kota ini sudah dihuni oleh suku Aborigin sebagai suku asli Australia dan sebelum massa Perang Dunia ll, Queensland banyak berperan sebagai kota suplier logistik untuk tentara yang berada di wilayah Pasifik bagian Barat, dan kota Cairns sendiri dijadikan sebagai kota tempat istirahat dan liburan bagi para tentara sekutu tersebut. Setelah Perang Dunia ll berakhir, kota Cairns terus mengembang diri sebagai kota tujuan wisata favorit bagi warga Australia dari wilayah lainnya. Apalagi kota Cairns adalah bagian dari tiga wilayah warisan dunia, yaitu: Great Barrier Reef , hutan hujan tropikal basah / wet tropics rainforests, dan sungai fosil / riversleigh fossil field. Sejak tahun 1984 seiiring makin populernya Great Barrier Reef, kota Cairns bermetamorfose dari ‘kota tidur’ menjadi ‘kota yang tumbuh berkembang’ / ‘from a sleepy regional town to the thriving city of today’. Walaupun demikian, kota Cairns tetap memilih tumbuh dengan keasrian lingkungan yang dimilikinya serta ketenangan hidup bagi warganya, yang berbeda dengan kota-kota lain di dunia yang lebih fokus kepada money market oriented, pembangunan gedung pencakar langit tanpa kendali, dan tempat berlangsungnya kegaduhan politik (political strife).

Kota Cairns dengan penduduk 150 ribu jiwa yang setara dengan jumlah jiwa di satu kelurahan di kota Bogor, namun keberadaan infrastrukturnya jauh melebihi kota Bogor itu sendiri (kota Bogor penduduk hampir 2 juta jiwa), sehingga tinggal di kota Cairns terasa begitu nyaman walaupun seolah seperti senyap karena bertemu atau berpapasan di jalan dengan orang lain tidak bisa setiap saat. Mobil banyak terlihat di tempat parkir tetapi yang berjalan di jalan raya tidak banyak, begitu juga dengan pertokoan dan restoran yang banyak berjajar di Lake Street, Grafton Street, Shields Street, dan street-street  lainnya tidak banyak pengunjungnya. Saya pikir kalau itu terjadi di Indonesia dimana toko atau restoran tidak banyak pengunjungnya, pasti sudah bangkrut dari dulu-dulu.

Kota ini dibangun dan dipikirkan tata ruangnya secara matang, bukan terbalik, dimana tata ruangnya mengikuti kenyataan yang sudah ada. Perkantoran dan pemukiman dibuat perblok sehingga jalan lebar yang mengelilinginya seperti bentuk kotak persegi empat saja, dimana sangat teratur dan memudahkan berbagai hal seperti aksesbilitas dan pengaturan infrastruktur kota. Perkantoran dipisahkan dengan pemukiman, sehingga tidak menimbulkan ke-semrawut-an dan kemacetan di jalanan. Kemacetan Jakarta salah satunya disebabkan oleh tidak terpisahnya antara lokasi pabrik, perkantoran, pusat bisnis, dan pemukiman. Tidak heran, apabila mobilitas penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya akan sama padatnya dan itu akan berakibat dengan terbentuknya banyak simpul-simpul kemacetan. Kalau perkantoran, pusat perdagangan, pabrik, dan pemukiman dipisahkan, tentu mobilitas penduduk akan lebih tertib dan teratur dan tidak membentuk simpul-simpul kemacetan.

Sore hari jalan-jalan di sekitaran kota sekalian ngisi perut, sungguh sangat menyenangkan. Trotoar atau pedestriannya sangat memanjakan bagi para pejalan kaki, selain lebar juga tanpa ada unggah-unggahan dan dikanan-kirinya dihiasai oleh berbagai tanaman bunga yang menambah kesejukan. Soal makanan? Kita akan diberikan banyak pilihan menu makanan. Masakan Chinesse, Thailand, dan India sebagai wakil Asia, banyak menyebar di bebagai tempat, kemudian juga ada restoran Turki dan Timur Tengah, kalau menu masakan barat tentunya sangat banyak restoran yang menyajikannya, karena menu ini adalah menu di rumahnya sendiri. Restoran atau cafe ataupun tempat makan dan minum  lainnya, ditata secara apik sehingga menggoda untuk mengunjunginya. Berapa sekali makan disini? Di warung kecil, satu porsi tom yam dengan nasi seharga AU$12,5 atau sekitar Rp 130 ribu, kalau di restoran setidaknya AU$20 atau sekitar Rp 210 rb, harga itu belum termasuk minumannya. Air mineral ukuran botol sedang seharga AU$2,5 atau Rp 27 ribu. Mahal ya? Kalau dirupiahkan tentu mahal, jauh lebih murah di Indonesia. Maka di satu sisi, perlu bersyukur hidup di Indonesia  karena serba murah dan gampang. Untuk membeli suvenir? Hampir di setiap jalan di kota Cairns terdapat satu toko suvenir khas Australia, yang menjual berbagai pernak pernik dan tsirt Australia. Tapi jangan heran, semuanya made in China. Bukan asli buatan Australia, untuk miniatur senjata khas Aborigin sekalipun. Bagaimana untuk menginap? Harga kamar untuk menginap di hotel kelas medium seperti di hotel Park Regis, hotel Sebel dan lainnya, sekitar AU$ 100 atau Rp 1,1 juta per malam. Yang sekitar US$ 50 juga banyak tersedia. Sadar bahwa potensi ekonomi dari turisme itu sangat besar dan dapat menjadi andalan sebagai sumber kesejahteraan penduduknya, Kota Cairns seperti halnya orientasi kota-kota lain di dunia (selain kota-kota di Indonesia) yang diarahkan untuk menjadi kota tujuan wisata, kota ini banyak menjanjikan dan memberikan kemudahan dan kesenangan kepada para turis atau-pun pengunjung lainnya. Turis dapat mengunjungi dari puncak bukit sampai menyelam di dasar laut. Bagaimana untuk bisa sampai kesana? Banyak bertebaran travel agen atau konter yang menawarkan jasa ragam paket wisata. Mau menyelam di Great Barrier Reef? ‘Book here, price under $100’ begitu promosi yang ditawarkan oleh para agen wisata tersebut. Belum lagi, iklan menggoda untuk mengunjungi keindahan pulau kecil di sekitar Great Barrier yang ditawarkan AU$ 50/orang. Seandainya banyak waktu disini, kepengen juga sih ikut  salah satu paket tur-nya.  Tidak salah, sangat menyenangkan apabila mendapat tugas atau liburan di kota Cairns ini, karena itu akan membawa kenangan tersendiri terutama tentang suasana nyaman dan tenang dengan perpaduan budaya lokal serta alam indahnya, sangat berbeda apabila datang ke kota-kota lainnya di dunia ini.

Untuk dapat datang ke kota Cairns, sudah ada penerbangan Garuda, walaupun sampai Brisbane, dari Brisbane ke kota Cairns bisa menggunakan maskapai Virgin Australia. Brisbane dan kota Cairns membutuhkan waktu penerbangan sekitar 1,5 jam. Berapa harga tiket penerbangannya? Dengan Garuda dengan jalur Jakarta-Denpasar-Brisbane, kemudian dari Brisbane ke kota Cairns menggunakan maskapai Virgin Australia, total harga tiketnya untuk sekali jalan sekitar AU$ 1000 atau Rp 11 juta (harga bulan Desember awal 2013). Mau?
Letak Kota Cairns di Australia
Kota Cairns dari udara

Perpaduan Arsitektur Klasik dengan Modern

Kota yang tenang

Keasrian yang terjaga

Memanjakan Pedestrian

Pasar tradisional surganya orang Asia

Makan siang di pinggir jalan

Cafe banyak tersebar di seantero kota
Menikmati sore hari di pinggir pantai
Jalan-jalan di pinggir pantai yang menyenangkan
Mau Belanja? Ada disini
Kalau Merokok. tidak boleh sembarangan


Tempat berjudi-pun tersedia di Cairns



0 komentar:

Energy Saving Mode
Gunakan Mouse untuk Keluar Mode Energy Saving