Deswita Alifia Damayanti

Perempuan, 8 tahun

Kudus, Indonesia

SELAMAT DATANG DI BLOG PERJALANANKU, MY LIFE MY BLOG adalah blog yang menceritakan semua yang saya suka, Inspirasi, dan Motivasi.Selamat bergabung di blog saya, semoga bisa jadi motivasi dan inspirasi bagi anda yang membacanya Semoga Bermanfaat.

Visit My Blog :
=>meditasi09.blogspot.com
=>deswitaku.blogspot.com
=>sangsurya09.blogspot.com
=>deswita16@gmail.com
::
Start
Deswita Alifia D™ Vivi
Shutdown

Navbar bawah

Search This Blog

Selasa, 16 Juli 2013

Menyaksikan Penyu Belimbing Bertelur di Pantai Jamursba Medi-Papua Barat

Negara Indonesia banyak dianugrahi keanekaragaman hayati yang tinggi. Contoh untuk penyu saja, di Indonesia ada 6 jenis penyu dari 7 jenis penyu yang ada di dunia. Penyu yang ada di Indonesia adalah: penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus) dan penyu tempayan (Caretta caretta). Penyu belimbing  atau leatherback turtle adalah penyu dengan ukuran tubuh yang paling besar, dengan panjang dapat mencapai 2,75 meter dengan berat dapat mencapai 800 kg. Sedangkan jenis penyu terkecil adalah penyu lekang dengan berat maksimal 50 kg.
Khusus penyu belimbing, tempat penelurannya (nesting area) yang paling banyak ada di pesisir barat pulau Sumatera dan di pantai Jamursba Medi kabupaten Tambrauw di provinsi Papua Barat. Bahkan pantai Jamursba Medi merupakan tempat peneluran penyu belimbing terbesar di dunia. Kenapa pantai Jamursba Medi yang panjangnya 18 km, disukai untuk bertelur oleh penyu belimbing? Alasannya adalah: tekstur pasirnya tidak terlalu lembut dan tidak terlalu besar, pasirnya mudah dikeduk tetapi memiliki kepadatan cukup sehingga tidak mudah longsor, suhu pasir relatif konsisten, bentangan pasir yang cukup luas, dan jangan lupa kondisi alam pantai Jamursba Medi masih sangat alami dan dihuni oeh beberapa orang penduduk saja sehingga sangat minim aktifitas manusia. Walaupun demikian, menurut data dari WWF Indonesia (2013), jumlah penyu belimbing yang bertelur di Jamursba Medi setiap tahun-nya memperlihatkan trend semakin menurun. Hal tersebut terjadi lebih karena sebagai akibat pengaruh perubahan lingkungan global. Namun demikian, lingkungan Jamursba Medi harus tetap dijaga kealamiannya. Bagi suku Abun yang menghuni sekitaran kawasan pantai ini, pantai Jamursba Medi karena ada penyu belimbingnya, dianggap sebagai tempat 'pemali' yang menjadi tempat bersemayamnya 'dewa laut' sebagai penyebutan lain untuk penyu belimbing. Karena alasan-alasan tadi seperti yang sudah disebutkan, maka sangat tepat apabila pemerintah kabupaten Tambrauw melalui Bupatinya Bapak Gabriel Asem telah mencadangkan wilayah pesisir Jamursba Medi sebagai Kawasan Konservasi Taman Pesisir, diluar kawasan suaka margasatwa yang telah dikelola oleh Kementerian Kehutanan.
Musim bertelur penyu belimbing di Jamursba Medi adalah pada bulan Juni sampai Agustus. Dan satu ekor betina penyu belimbing dalam satu musimnya dapat melakukan sampai 6 kali peneluran. Setiap bertelur bisa menghasilkan 60 – 175 butir telur dari per ekor-nya. Telur akan berada di sarangnya selama 2 bulan yang kemudian menetas jadi tukik dan langsung menuju laut untuk menjalani kehidupannya. Predator utama yang banyak memakan telur-telur penyu belimbing adalah babi, anjing, biawak, dan lainnya. Babi dapat menghabiskan sampai ludes telur yang ada di dalam sarang tersebut.
Makanan penyu belimbing adalah ubur-ubur, dengan demikian penyu belimbing adalah penyeimbang ekosistem perairan laut dengan cara mengontrol populasi ubur-ubur di perairan tersebut. Wilayah tempat mencari makan penyu ubur-ubur yang bertelur di Jamursba Medi adalah di sekitar pulau Kei di Maluku, di atas pulau Kalimantan, dan sampai di wilayah California Amerika. Antara tempat bertelur dengan tempat makan dari semua jenis penyu bisa sangat berjauhan yang bisa mencapai ribuan kilometer. Beberapa studi menunjukkan bahwa wilayah migrasi penyu belimbing dapat mencapai perairan California di negara Amerika Serikat.
Kembali ke cerita menyaksikan penyu belimbing bertelur di pantai Jamursba Medi. Pukul 21, kami sudah menunggu laporan dari petugas di lapangan yang setiap malam mengawasi penyu-penyu bertelur, apakah sudah ada penyu belimbing yang naik ke darat? Pk 23 lebih, ada laporan dari petugas di sektor 12 bahwa ada satu ekor penyu yang naik kedarat, disusul oleh laporan petugas-petugas lainnya dari sektor yang menjadi tanggung jawabnya. Kelompok kami berpencar ke beberapa sektor, dimana untuk melihat penyu bertelur dibatasi paling banyak 5 orang, tapi teman-teman karena sudah sangat penasaran, akhirnya mengerumuni seekor penyu belimbing yang naik ke darat yang terdekat saja. Ada juga yang mau berjalan 30 menit lagi untuk sampai ke lokasi peneluran yang lain. Pk 23, penyu naik ke darat dengan ukuran cukup besar diperkirakan panjangnya 1,5 meter. Penyu berjalan dengan siripnya secara pelan-pelan, namun karena kami ada yang bersuara dan ada yang menyalakan lampu senter (cahaya yang tidak mengganggu penyu adalah yang berwarna merah. Warna lainnya mengganggu) maka penyu tersebut berjalan berputar balik seolah mau ke laut lagi. Lalu kami diam, ternyata penyu tersebut putar balik lagi ke arah darat. Setelah merasa ada tempat yang cocok untuk bertelur (jarak dari bibir air laut sekitar 50 meter). waktu yang diperlukan penyu belimbing untuk mendapatkan tempat bertelur yang cocok sekitar 21 menit. Setelah tempat peneluran ditemukannya, penyu tersebut mulai menggali sarang untuk bertelurnya yang membutuhkan waktu 32 menit. Setelah dapat kedalaman sekitar 30 cm, ternyata dinding lubang tersebut longsor, dan penyu tersebut kembali mencari tempat lain lagi untuk bertelurnya. Penyu yang akan bertelur memilih yang pasirnya tidak mudah longsor. Setelah menemui tempat yang baru yang cocok, penyu tersebut dengan sirip depannya menggali lubang sebesar ukuran tubuhnya dan untuk bertelurnya sampai kedalaman 50 cm. Setelah lubang bertelur selesai dibuat, penyu belimbing tersebut dengan posisi yang diam, mulailah mengeluarkan telur-telurnya satu per satu sampai habis dan proses bertelur ini membutuhkan waktu 31 menit. Setelah telurnya dikeluarkan semua, mulailah penyu tersebut menutup lubang tempat telurnya berada yang membutuhkan waktu 12 menit. Selesai menutup lubang sarang telurnya, ternyata aktifitasnya belum selesai, penyu tersebut membuat sarang telur yang lain. Ternyata ini dilakukan untuk penyamaran atau kamuflase terhadap predator. Agar predator tidak menyantap telur yang ada di sarang sebenarnya. Proses bertelur dari penyu belimbing, dari mulai naik ke darat sampai kembali lagi ke laut, setidaknya membutuhkan waktu 2 jam.

Malam itu (11 Juli 2013) setidaknya ada 9 ekor penyu belimbing berbagai ukuran yang naik ke darat untuk melakukan peneluran. melihat kondisi pantai Jamursba Medi sebagai tempat peneluran penyu belimbing terbesar di dunia, maka setidaknya perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut: 
1. Menjadikan seluruh bentangan pantai tempat peneluran penyu di Kab. Tambrau (pantai Jamursba Medi dan pantai Warmon) sebagai kawasan konservasi,
2. Membuat road map konservasi kawasan dan konservasi penyu belimbing di Kab. Tambrauw,
3. Mendorong berbagai lembaga dunia untuk memberi perhatian lebih kepada upaya konservasi baik untuk kawasannya maupun untuk penyu belimbingnya

Saya bersyukur sekali bisa menyaksikan penyu belimbing bertelur dan melihat pemandangan yang sangat indah alami dari pantai Jamursba Medi, suatu pengalaman yang sangat berarti dalam hidup saya. Saya sudah menyaksikan sendiri sebelum terjadi perubahan besar baik terhadap habitat penyu belimbing maupun lingkungan pantai Jamursba Medi-nya sendiri. 
Penyu yang ada di Indonesia dengan skala ukurannya
 
Trend jumlah penyu bertelur setiap tahunnya di Jamursba Medi
 
Migrasi Penyu Belimbing sampai ke California
 
Pantai Jamursba Medi sepanjang 18 km
 
Jamursba Medi masih alami disukai penyu belimbing untuk bertelur
 
Tanda ada sarang telur penyu belimbing
 
Ketika seekor penyu belimbing naik ke darat
 
Ketika proses bertelur berlangsung
 
Ketika proses menutup sarang telurnya

0 komentar:

Energy Saving Mode
Gunakan Mouse untuk Keluar Mode Energy Saving